Melestarikan tradisi Batak, Naposo Raja Naipospos (Napos) Medan akan berpartisipasi dalam pelaksanaan Upacara Gondang Naposo yang dilaksanakan pada Minggu (28/10/2018) di Taman Budaya Sumatera Utara (TBSU).
Selain Napos Medan, ada delapan punguan marga lain yang akan bergabung dalam acara ini.
Seperti Punguan Naimarata, Toga Siregar, Silahisabungan, Raja Sonang dan beberapa punguan lain.
Upacara ini merupakan rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dikemas dalam pagelaran Jong Bataks ke 5 yang digagas oleh Rumah Karya Indonesia (RKI).
"Kami bersyukur bisa dilibatkan dalam acara ini. Kami mendukung setiap agenda pelestarian budaya Batak. Mungkin hari ini RKI. Besok giliran siapa? Kami akan dukung," ucap Ketua Napos Medan Samuel Lumban Gaol.
GONDANG NAPOSO
Gondang Naposo berawal dari sebuah permukiman di Samosir yang dihuni Marga Parna. Sejarah awalnya bukan digagas oleh para naposo, melainkan dari para orang tua yang menginginkan jodoh kepada anaknya.
Sayangnya tak ada literasi atau karya ilmiah yang bisa menjelaskan kapan (Tahun) Gondang Naposo ini mulai diselenggarakan.
Pada zaman dahulu tingkat kedewasaan Naposo tak bisa diukur oleh jenjang pendidikan dan umur.
Naposo dianggap sudah layak menikah jika bisa menortor dengan baik.
Pelaksanaan Gondang Naposo biasanya digelar selama dua hari.
Pada hari pertama, peserta gondang akan berdiskusi terkait tata cara gondang.
Pada hari kedua Gondang Naposo baru dipertunjukkan.
Saat berlangsungnya gondang, orangtua memiliki peran penting. Hal ini untuk menjaga etika dan norma para Naposo saat mencari jodohnya.
Penulis: Hendrik Fernandes Naipospos
Selain Napos Medan, ada delapan punguan marga lain yang akan bergabung dalam acara ini.
Seperti Punguan Naimarata, Toga Siregar, Silahisabungan, Raja Sonang dan beberapa punguan lain.
Rapat pembahasan Gondang Naposos di TBSU
Upacara ini merupakan rangkaian peringatan Hari Sumpah Pemuda yang dikemas dalam pagelaran Jong Bataks ke 5 yang digagas oleh Rumah Karya Indonesia (RKI).
"Kami bersyukur bisa dilibatkan dalam acara ini. Kami mendukung setiap agenda pelestarian budaya Batak. Mungkin hari ini RKI. Besok giliran siapa? Kami akan dukung," ucap Ketua Napos Medan Samuel Lumban Gaol.
GONDANG NAPOSO
Gondang Naposo berawal dari sebuah permukiman di Samosir yang dihuni Marga Parna. Sejarah awalnya bukan digagas oleh para naposo, melainkan dari para orang tua yang menginginkan jodoh kepada anaknya.
Sayangnya tak ada literasi atau karya ilmiah yang bisa menjelaskan kapan (Tahun) Gondang Naposo ini mulai diselenggarakan.
Pada zaman dahulu tingkat kedewasaan Naposo tak bisa diukur oleh jenjang pendidikan dan umur.
Naposo dianggap sudah layak menikah jika bisa menortor dengan baik.
Pelaksanaan Gondang Naposo biasanya digelar selama dua hari.
Pada hari pertama, peserta gondang akan berdiskusi terkait tata cara gondang.
Pada hari kedua Gondang Naposo baru dipertunjukkan.
Saat berlangsungnya gondang, orangtua memiliki peran penting. Hal ini untuk menjaga etika dan norma para Naposo saat mencari jodohnya.
Penulis: Hendrik Fernandes Naipospos